Suatu hari nanti, jika kau sudah melihat matahari. Jadilah sosok
yang tangguh, meski pun kulitmu terpanggang oleh panas yang menyengat.
Bahkan sampai kau hangus terbakar karena cahayanya, hingga membuat
otakmu mendidih. Jangan pernah kau benci matahari, seperti tanah retak
di musim kemarau. Langkahkan kakimu, Nak! Singkirkan kerikil-kerikil
tajam yang melukai langkahmu. Kibaskan debu-debu yang membaluti tubuhmu.
Ingat yah, Nak! Jadilah sosok yang tangguh, kuat dan berani menantang
keadaan.
Untukmu yang masih di surga. Maafkan ayah yang
begitu lambat menjemputmu. Tapi yakinlah sebelum kau membuka mata,
melihat matahari dan seisi dunia ini. Ayah sudah mencintaimu jauh
sebelum melihatmu.
Nak, jika kau Tanya siapa ibumu, ayah
masih malu untuk menyebutkan namanya. Karena ayah pun tak tahu siapa
ibumu. Tapi tenang saja, ayah akan memilihkan untukmu seorang ibu yang
juga akan mencintai kamu, seperti ayah yang akan selalu mencintai
dirimu. Tentang ibumu, beliau orang baik, Nak. Dia akan menjagamu,
merawatmu dan mendidikmu, cintanya padamu pun sama seperti ayah yang
selalu mencintai dirimu, ayah juga berharap ibumu mencintai dirimu,
sebagai mana ayah mencintai dirimu dan mencintai ibumu pula. Suatu saat
nanti, kamu pun harus mencintai kami seperti kami mencintai dirimu.
Sabar yah, Nak! Ayah masih berdoa dan mengharap pada Tuhan, semoga
ayah dan ibu bisa bersatu secepatnya, agar dirimu tak terlalu lama
menunggu. Doakan ayah juga, biar Tuhan mengabulkan doa-doa ayah. Nak,
dunia memang begitu panas dan penuh kepalsuan, ayah berharap kamu jangan
seperti orang-orang yang selalu membelakangi Tuhan dan mengencingi
aturan-aturan yang sudah Tuhan gariskan.
Nak, untuk saat
ini, tetaplah berada di surga. Hingga ayah dan ibu datang menjemputmu.
Dan kita akan bersama-sama berjuang di atas dunia yang panas ini.
Tentang masa depan, ayah takkan memaksamu untuk memilih jalan hidupmu,
selagi apa yang dirimu lakukan benar, selama pilihanmu tak salah, ayah
akan selalu mendukung dan menghantarkanmu untuk mencapai cita-citamu.
Nak, bantu ayah juga yah, doakan ayah agar secepatnya bertemu dengan
ibumu. Agar kita bisa berkumpul dan bercerita tentang pertemuan ayah dan
ibumu, tapi kamu janji, Nak. Jangan tertawakan ayah, karena ayah tak
bisa merayu dan menggombal. Janji yah, Nak.
Ya sudah,
Nak. Nanti ayah akan sering menyapamu dan akan lebih rajin bercerita.
Tentang kakek, nenek, dan ibumu pun sama seperti ayah, beliau akan
bercerita tentang hal yang sama. Ayah titip salam buat adik-adikmu,
jaga baik-baik. Selagi kalian masih di dalam antrian. Ingat yah, jangan
ribut dan rukunlah sebelum kau merasakan hidup, salam juga untuk Dzat
yang menguasai surga.
Ayah kangen dirimu, Nak! Ayah
ingin cerita sama dirimu. Sebenarnya ada seorang wanita yang sangat ayah
cintai, ayah berharap wanita itu jadi ibumu. Tapi ayah tak berhasil
mendapatkan hatinya, mungkin karena kaeadaan dan kekurangan, terutama
masalah ekonomi. Ayah baru mengira-mengira saja, mungkin juga dia sudah
punya pilihan yang lain, atau kemungkinan yang lain karena dunia ini
tempat berjuta kemungkinan. Aduh, kok ayah ngajari dirimu su’udzon yah.
Nak, ayah tak tahu dirimu lelaki atau perempuan. Tapi apapun jenis
kelaminmu, ayah akan tetap mencintai dirimu dan tidak akan
membeda-bedakan. Nak, kamu tau nggak? Setiap ayah melihat foto
teman-teman, keluarga dan tetangga yang sudah mempunyai anak, ayah
semakin kangen dirimu. Dan hanya doa yang bisa ayah ucapkan, semoga
Tuhan segera mempertemukan ayah sama ibumu.
Seandainya
kamu tahu apa yang orang-orang bicarakan tentang ayah, pasti dirimu
tersinggung, Nak! Ayah selalu disebut bujang lapuk yang tak laku-laku,
apalagi waktu ayah pergi ke acara undangan pernikahan, telinga ayah
seakan pecah mendengarnya. Tapi ayah berusaha tersenyum meski bathin
ayah menangis. Aduh! Maaf ya, Nak. kok ayah mengajarimu cengeng sih.
Tapi semoga kelak saat dirimu tumbuh dewasa dan sudah mengerti tentang
arti kehidupan, pasti dirimu tahu. Saat kau baca kata-kata ini, mungkin
ayah sudah rabun, pikun atau mungkin ayah sudah tak ada lagi di dunia
ini. Kamu harus ingat pesan ayah. Jadilah anak yang soleh/solehah.
Nak,
tentang masa depanmu ayah tak pernah memaksa dirimu untuk jadi apapun.
Tapi apapun yang jadi cita-citamu ayah akan selalu mendukungmu selagi
itu benar dan masih di jalan Tuhan. Ayah berharap dirimu orang yang
tahu diri, dan mengenali diri sendiri, agar dirimu tahu apa, siapa dan
untuk apa dirimu dihidupkan oleh Tuhan. Jika nanti ayah sudah tak ada di
dunia ini, ceritakanlah pada orang-orang bahwa ayahmu seorang yang
mencintai dirimu.
Nak, jika memang sampai waktunya ayah
tak bisa menjemputmu, ayah minta maaf. Seandainya tuhan telah menarik
nyawa ayah sebelum ayah menjemputmu di surga sana ayah minta maaf,
biarlah kita bertemu di surga. Dan ceritakanlah pada adik-adikmu di
surga ayahpun rindu mereka.
Ayah berusaha untuk menjadi ayah yang
terbaik buat kalian, ayah akan selalu menggapai ridho tuhan, agar ayah
bisa bertemu kalian. Walaupun tidak di dunia ini ayah berharap kita bisa
bertemu di surga nanti. Nak, kamu juga bantu doa ya! Semoga ayah cepat
bertemu ibumu, bantu ayah juga dong, tanyakan kepada pemilik surga,
siapa yang akan jadi ibumu. Ayah hampir hilang akal, memilih dan
memilih, salah dan disakiti. Ayah pernah merasa cocok, tapi sayang
cinta ayah tak terbalas.
Ya sudah, Nak. dirimu hati-hati di sana,
ayah akan terus berjuang dan mencari ibu yang tepat untuk dirimu. Ayah
takkan berhenti meski batang usia ayah semakin meninggi, meski kulit
semakin mengeriput, untuk kamu ya demi kamu. Sampai raga ayah terpisah,
ayah akan selalu berusaha. Yang sabar ya, Nak. Ayah Cinta kamu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar