Selasa, 07 Januari 2014

Surat Untuk Anakku

Suatu hari nanti, jika kau sudah melihat matahari.  Jadilah sosok yang tangguh, meski pun kulitmu terpanggang oleh panas yang menyengat. Bahkan sampai kau hangus terbakar karena cahayanya, hingga membuat otakmu mendidih.  Jangan pernah kau benci matahari, seperti tanah retak di musim kemarau. Langkahkan kakimu, Nak! Singkirkan kerikil-kerikil tajam yang melukai langkahmu. Kibaskan debu-debu yang membaluti tubuhmu. Ingat yah, Nak! Jadilah sosok yang tangguh, kuat dan berani menantang keadaan.
          Untukmu yang masih di surga.  Maafkan ayah yang begitu lambat menjemputmu. Tapi yakinlah sebelum kau membuka mata,  melihat matahari dan seisi dunia ini. Ayah sudah mencintaimu jauh sebelum melihatmu.
          Nak, jika kau Tanya siapa ibumu, ayah masih malu untuk menyebutkan namanya. Karena ayah pun tak tahu siapa ibumu.  Tapi tenang saja, ayah akan memilihkan untukmu seorang ibu yang juga akan mencintai kamu, seperti ayah yang akan selalu mencintai dirimu. Tentang ibumu, beliau orang baik, Nak. Dia akan menjagamu, merawatmu dan mendidikmu, cintanya padamu pun sama seperti ayah yang selalu mencintai dirimu, ayah juga berharap ibumu mencintai dirimu, sebagai mana ayah mencintai dirimu dan mencintai ibumu pula. Suatu saat nanti, kamu pun harus mencintai kami seperti kami mencintai dirimu.
           Sabar yah, Nak! Ayah masih berdoa dan mengharap pada Tuhan, semoga ayah dan ibu bisa bersatu secepatnya, agar dirimu tak terlalu lama menunggu. Doakan ayah juga, biar Tuhan mengabulkan doa-doa ayah. Nak, dunia memang begitu panas dan penuh kepalsuan, ayah berharap kamu jangan seperti orang-orang yang selalu  membelakangi Tuhan dan mengencingi aturan-aturan yang sudah Tuhan gariskan.
          Nak, untuk saat ini, tetaplah berada di surga. Hingga ayah dan ibu datang menjemputmu. Dan kita akan bersama-sama berjuang di atas dunia yang panas ini. Tentang masa depan, ayah takkan memaksamu untuk  memilih jalan hidupmu, selagi apa yang dirimu lakukan benar,  selama pilihanmu tak salah, ayah akan selalu mendukung dan menghantarkanmu untuk mencapai cita-citamu.
          Nak, bantu ayah juga yah, doakan ayah agar secepatnya bertemu dengan ibumu. Agar kita bisa berkumpul dan bercerita tentang pertemuan ayah dan ibumu, tapi kamu janji, Nak. Jangan tertawakan ayah, karena ayah tak bisa merayu dan menggombal. Janji yah, Nak.
          Ya sudah, Nak. Nanti ayah akan sering  menyapamu  dan  akan lebih rajin bercerita. Tentang kakek, nenek, dan ibumu pun sama seperti ayah, beliau akan bercerita tentang hal yang sama.  Ayah titip salam buat adik-adikmu, jaga baik-baik. Selagi kalian masih di dalam antrian. Ingat yah, jangan ribut dan rukunlah sebelum kau merasakan hidup, salam juga untuk Dzat yang menguasai surga.
          Ayah kangen dirimu, Nak! Ayah ingin cerita sama dirimu. Sebenarnya ada seorang wanita yang sangat ayah cintai, ayah berharap wanita itu jadi ibumu. Tapi ayah tak berhasil mendapatkan  hatinya, mungkin karena kaeadaan dan kekurangan, terutama masalah ekonomi. Ayah baru mengira-mengira saja, mungkin juga dia sudah punya pilihan yang lain, atau kemungkinan yang lain karena dunia ini tempat berjuta kemungkinan. Aduh, kok ayah ngajari dirimu su’udzon yah.
          Nak, ayah tak tahu dirimu lelaki atau perempuan.  Tapi apapun jenis kelaminmu, ayah akan tetap mencintai dirimu dan tidak akan membeda-bedakan. Nak, kamu tau nggak? Setiap ayah melihat foto teman-teman, keluarga dan tetangga yang sudah mempunyai anak, ayah semakin kangen dirimu. Dan hanya doa yang bisa ayah ucapkan, semoga Tuhan segera mempertemukan ayah sama ibumu.
          Seandainya kamu tahu apa yang orang-orang bicarakan tentang ayah, pasti dirimu tersinggung, Nak! Ayah selalu disebut bujang lapuk yang tak laku-laku, apalagi waktu ayah pergi ke acara undangan pernikahan, telinga ayah seakan pecah mendengarnya. Tapi ayah berusaha tersenyum meski bathin ayah menangis. Aduh! Maaf ya, Nak. kok ayah mengajarimu cengeng sih. Tapi semoga kelak saat dirimu tumbuh dewasa dan sudah mengerti tentang arti kehidupan, pasti dirimu tahu. Saat kau baca kata-kata ini, mungkin ayah sudah rabun, pikun atau mungkin ayah sudah tak ada lagi di dunia ini.  Kamu harus ingat pesan ayah. Jadilah anak yang soleh/solehah.

Nak, tentang masa depanmu ayah tak pernah memaksa dirimu untuk jadi apapun. Tapi apapun yang jadi cita-citamu ayah akan selalu mendukungmu selagi itu benar dan masih di jalan Tuhan. Ayah berharap dirimu  orang yang tahu diri, dan mengenali diri sendiri, agar dirimu tahu apa, siapa dan untuk apa dirimu dihidupkan oleh Tuhan. Jika nanti ayah sudah tak ada di dunia  ini, ceritakanlah pada  orang-orang bahwa ayahmu seorang yang mencintai dirimu.

Nak, jika memang sampai waktunya ayah tak bisa menjemputmu, ayah minta maaf. Seandainya tuhan telah menarik nyawa ayah sebelum ayah menjemputmu di surga sana ayah minta maaf, biarlah kita bertemu di surga. Dan ceritakanlah pada adik-adikmu di surga ayahpun rindu mereka.
Ayah berusaha untuk menjadi ayah yang terbaik buat kalian, ayah akan selalu menggapai ridho tuhan, agar ayah bisa bertemu kalian. Walaupun tidak di dunia ini ayah berharap kita bisa bertemu di surga nanti. Nak, kamu  juga bantu doa ya! Semoga ayah cepat bertemu ibumu, bantu ayah juga dong, tanyakan kepada pemilik surga, siapa yang akan jadi ibumu. Ayah hampir hilang akal, memilih dan memilih, salah  dan disakiti.  Ayah pernah merasa cocok, tapi sayang cinta ayah tak terbalas.
Ya sudah, Nak. dirimu hati-hati di sana, ayah akan terus berjuang dan mencari ibu yang tepat untuk dirimu. Ayah takkan berhenti meski batang usia ayah semakin meninggi, meski kulit semakin mengeriput, untuk kamu ya demi kamu. Sampai raga ayah terpisah, ayah akan selalu berusaha. Yang sabar ya, Nak. Ayah Cinta kamu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar